Saturday, May 26, 2012

Berkatalah yang Baik atau Diam!

Aku punya cerita. Simak dan cerna baik baik.

Di suatu tempat, ada anak kecil dan keluarganya tinggal di rumah sederhana. Anaknya itu sering marah dan berkata yang tidak baik. Orang tuanya mempunyai akal supaya kemarahannya itu menjadi meredam. Anaknya disuruh untuk menancapkan paku pada pagar kayu di depan rumah dan jika anak itu bisa bersabar, paku yang telah dipalu maka dicabut kembali. Hari ke hari paku yang ia tancapkan semakin banyak. Sampai suatu saat, ia mulai belajar bersabar dan mencabut satu persatu sampai paku itu habis. Namun tetap saja lubang yang terbentuk dari tancapan paku tidak bisa ditutupi kembali.
 
Ada yang bisa menyimpulkan makna cerita tersebut dengan posting kali ini?
Dari pada berlama mikir. Aku kasih tau ya. Jika kita berbicara yang tidak sepantasnya di bicarakan kepada orang lain, kata kata itu akan terus terekam pada orang yang kita maki itu. Walaupun kita telah minta maaf, tapi kita tetap saja pernah berkata itu dan sudah terekam pada orang itu. Kita sudah dicap sebagai orang yang suka berkata tidak baik. Lubangnya tidak bisa ditutup kembali .__.
 
So, kita harus menjaga perkataan supaya kita tidak dicap sebagai orang yang tidak benar. Sebenarnya berkata baik punya segudang keistimewaan. Tapi untuk saat ini cukup ini ya.
 
 مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ.
 
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau hendaklah diam